Pada pesawat terbang maupun pesawat aeromodelling ber-propeller, terdapat dua konfigurasi mendasar dalam peletakan propeller, yaitu tractor dan pusher. Tractor adalah konfigurasi dimana propeller dan mesin berada di depan pesawat, dengan kata lain thrust yang dihasilkan mesin akan “menarik” pesawat kedepan, layaknya sebuah traktor (sesuai namanya). Kemudian, pusher adalah konfigurasi dimana mesin dan propeller terletak di belakang pesawat, sehingga thrust yang dihasilkan akan mendorong pesawat, sesuai dengan namanya push=mendorong.
Dalam dunia hobi aeromodelling, sering terjadi perdebatan manakah konfigurasi yang terbaik, apakah tractor atau pusher. Adapun berikut ini akan diuraikan keuntungan dan kerugian masing-masing konfigurasi :
1. Tractor
Keuntungan
- Konfigurasi tractor lebih tidak berisik dari pusher, karena udara yang “masuk” ke aliran propeller masih belum terganggu atau masih halus, dan aliran pada masing-masing bilah masih sama atau seimbang sehingga bilah propeller tidak bergetar.
- Udara yang “dibuang” oleh propeller kearah belakang memiliki kecepatan yang tinggi, sehingga meningkatkan efektivitas control surface (aileron, rudder, elevator dll) pada kecepatan rendah. Itulah mengapa pesawat aerobatik tractor dapat memiliki kendali yang bagus meskipun pada kecepatan rendah. (perlu diketahui bahwa efektivitas control surface berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan angin)
- Karena kecepatan angin yang tinggi (pada kecepatan pesawat yang rendah) dan kemudahan dalam kendali kecepatan rendah diatas, pesawat tractor memiliki jarak take-off dan landing yang relatif pendek.
- Mudah untuk dilakukan hand-launch
kerugian :
- Komponen yang berada di depan lebih mungkin rusak saat crash.
- Terjadi left turning tendencies yaitu pesawat cenderung berbelok ke kiri.
- Dapat mudah terjadi torque roll pada saat take-off dengan kecepatan yang kurang.
- Pada pesawat FPV, propeller akan menghalangi pandangan.
2. Pusher
keuntungan :
- Konfigurasi ini memberikan keamanan pada komponen mesin maupun propeller saat terjadi crash karena kemungkinan untuk bertabrakan jauh lebih kecil.
- Cenderung lebih mudah untuk dioperasikan pada pesawat yang landing dengan cara ditangkap atau dengan jaring
- Menguntungkan untuk pesawat FPV karena tidak menghalangi kamera depan.
kerugian :
- Pusher lebih berisik karena udara yang sudah tidak “halus” mengalir kearah propeller, sehingga masing-masing bilah propeller memiliki aliran yang berbeda beda dan akan bergetar karena sifat elastisnya, getaran tersebutlah yang membuat suara berisik. Gangguan aliran yang tidak halus diatas diakibatkan udara yang mengalir melalui fuselage dan bagian lainya sebelum mencapai propeller.
- Memiliki jarak take-off dan landing yang relatif lebih jauh, karena kecepatan angin pada sayap akan sama dengan kecepatan pesawat. Selain itu, control surface yang tidak efektif pada kecepatan rendah juga menjadi alasan.
- Relatif berbahaya untuk melakukan hand-launch.
Berikut ini adalah ilustrasi aliran udara pada pusher dan tractor (http://www.supermotoxl.com/FPV/UAV-flight-tips-how-to-and-guidelines/FPV/UAV-flight-tips-how-to-and-guidelines/pusher-vs-tractor-propeller-configuration/menu-id-120.html) :
Dengan penjelasan diatas, tentunya tidak ada yang “terbaik” antara pusher ataupun tracktor, melainkan tergantung akan kegunaan dan kebutuhan dari pilot.