Jenis-jenis korosi (corrosion) pada industri
Korosi atau corrosion adalah penurunan kekuatan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan sekitarnya, sehingga dapat menyebabkan keterbatasan umur pemakaian, dimana material yang diperkirakan untuk pemakaian jangka panjang ternyata mempunyai umur yang lebih singkat dari umur pemakaian rata – ratanya. Proses korosi hampir terjadi pada semua material terutama logam secara perlahan tapi pasti, mayoritas orang mengenalnya sebagai pengkaratan atau pengeroposan yang berdampak negatif, karena mengakibatkan logam menjadi rapuh, kasar, dan mudah hancur. Korosi tidak dapat dihentikan, tetapi laju kerusakannya dapat diperlambat.
Korosi dihasilkan dari reaksi elektrokimia antara logam dengan lingkungannya, lingkungan tersebut dapat berupa air, udara, gas, larutan asam, dan lain – lain. Proses korosi pada logam merupakan kebalikan dari proses ekstraksi metalurgi pembuatan logam. Sejumlah energi yang dibutuhkan pada proses pembuatan logam dilepas kembali untuk menghasilkan korosi dimana logam kembali bersenyawa dengan oksigen. Sehingga secara termodinamis proses korosi bisa dikatakan sebagai suatu proses pengembalian logam ke kondisi alamiahnya atau natural state, atau ke kondisi yang lebih stabil, yaitu bersenyawa dengan oksigen. Berdasarkan bentuk dan tempat terjadinya, korosi terbagi menjadi beberapa jenis antara lain:
- Korosi merata atau seragam
Korosi merata atau general corrosion merupakan bentuk korosi yang paling umum terjadi. Korosi yang muncul terlihat merata pada seluruh permukaan logam dengan keadaan yang sama. Korosi merata terjadi apabila seluruh bagian logam memiliki komposisi yang sama.
2. Korosi sumuran (pitting corrosion)
Korosi sumuran atau pitting corrosion merupakan korosi yang muncul dan terkonsentrasi pada daerah tertentu. Bentuk korosi ini biasanya disebabkan oleh klorida. Karena jaraknya yang saling berdekatan satu sama lain, korosi sumuran akan mengakibatkan permukaan logam menjadi kasar.
3. Korosi Galvanis
Korosi galvanis terjadi apabila dua buah logam yang jenisnya berbeda dipasangkan dan terendam dalam cairan yang bersifat korosif. Logam yang lebih aktif atau anoda akan terkorosi, sementara logam katoda tidak akan terkorosi. Misalnya, jika aluminium terhubung langsung dengan baja, maka aluminium akan terkorosi.
4. Korosi celah (crevice corrosion)
Korosi celah terjadi karena adanya kotoran dan larutan atau elektrolit yang terperangkap di dalam celah atau lubang, misalnya pada sambungan dua permukaan logam yang sejenis. Elektrolit yang terperangkap pada celah akan menimbulkan beda konsentrasi oksigen, sehingga terbentuklah sel korosi. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara membersihkan secara rutin kotoran yang ada dan mengeringkan bagian yang terkena larutan.
Kami juga menyediakan solusi yaitu training dengan topik-topik seputar korosi dengan trainer yang sudah sangat berpengalaman di bidangnya untuk meningkatkan skill dan kompetensi anda sebagai seorang engineer profesional. Berikut adalah beberapa topik training terkait topik korosi:
>> TRAINING CORROSION PROTECTION IN OIL INDUSTRY
>> TRAINING CORROSION IN THE PETROCHEMICAL INDUSTRY
Kontributor: Feri Wijanarko
aeroengineering services merupakan layanan dibawah CV. Markom dengan solusi terutama CFD/FEA.