Simulasi cyclone separator dengan CFD

Cyclone separator merupakan alat untuk memisahkan partikel padat dari aliran gas yang terkontaminasi dan telah lama digunakan dalam aplikasi industri seperti pembangkit listrik, turbin gas, proses kimia, penyedot debu, dan lain sebagainya. Alat ini dikenal sebagai pre-cleaners atau pembersih awal, karena alat ini sangat penting dalam memisahkan partikel besar dan abrasif dari gas buang yang kemudian melalui proses filtrasi tambahan untuk menghilangkan partikel halus. Tujuan dari alat ini adalah langkah pertama dari penyaringan gas buang untuk meminimalkan polusi udara dan bahaya lingkungan yang disebabkan oleh gas buang dari suatu industri.

Desain dari cyclone separator memiliki pola aliran 3D yang cukuk kompleks, sehingga hampir tidak mungkin dimodelkan dengan murni analitis. Salah satu metode yang cukup sering digunakan adalah menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD), yaitu permodelan menggunakan komputer dengan memasukkan parameter-parameter seperti detail geometri, ukuran partikel, maupun kondisi operasionalnya misalkan mass flow rate atau tekanan, sehinga dapat dimodelkan secara komprehensif aliran dan performa dari separator tersebut.

Permodelan CFD yang umum digunakan untuk menghitung efisiensi separator (jumlah partikel yang berhasil dipisahkan dibanding partikel yang masuk) adalah menggunakan Discrete Phase Modeling (DPM), yaitu salah satu metode pada CFD yang memodelkan trayektori masing-masing partikel secara individu, sehingga dengan mudah kita dapat memperhitungkan karakteristik partikel secara detail, misalkan diameter partikel, massa jenis, bahkan permodelan gaya hambatnya.

Atau permodelan menggunakan multiphase eulerian, yaitu permodelan partikel namun dengan volume yang lebih dominan, sehingga terlihat aliran dari partikel-parikel itu sendiri secara masif. Permodelan ini juga sering kali digunakan dalam permodelan fluidized bed.

simulasi CFD separator menggunakan openFOAM

>> KLIK DI SINI UNTUK JASA SIMULASI CFD SEPARATOR!

By Caesar Wiratama

aeroengineering services merupakan jasa layanan dibawah CV. Markom dengan berbagai jenis solusi, mulai dari drafting CAD, pembuatan animasi, simulasi aliran dengan CFD dan simulasi struktur dengan FEA.

Desain sayap pesawat terbang

Teori dasar mekanika fluida: sebagai pengantar ke Computational Fluid Dynamics (CFD)

Velg atau rim sepeda motor

Velg atau roda sepeda motor merupakan komponen terakhir yang mengakomodir seluruh tenaga atau daya yang dihasilkan oleh proses pembakaran pada engine sepeda motor yang dikonversikan menjadi energi mekanik yang ditransmisikan pada roda sehingga roda sepeda motor dapat bergerak.

Sumber: https://www.google.com/amp/s/m.otosia.com

Velg pada sepeda motor bekerja sebagai titik tumpu yang mampu menyangga beban sepeda motor dan beban pengendara itu sendiri. Kerusakan atau gangguan yang terjadi pada velg tentunya akan menyebabkan ketidaknyamanan dan mengancam keselamatan sehingga perlu dilakukan servis atau perawatan berkala pada velg tersebut.

Kerusakan pada velg dipengaruhi oleh kondisi jalan yang tidak merata atau rusak oleh kondisi jalan yang tidak merata dan berlubang, takanan angin pada ban kendaraan yang kurang, beban berlebihan yang ditumpu velg dan kecepatan kendaraan yang berlebihan.

Kerusakan-kerusakan pada velg tersebut disebabkan oleh terjadinya deformatif atau perubahan mekanis yang menyebabkan perubahan bentuk atau dimensi velg menjadi tidak presisi seperti bentuknya yang semula.

Langkah perawatan pada velg tersebut dapat dilakukan dengan memeriksa kondisi velg. Jika terjadi kerusakan maka dapat dilakukan proses perbaikannya.

Kerusakan yang sering terjadi adalah kebengkokan pada velg yang menyebabkan bentuknya menjadi tidak simetris. Untuk memperbaikinya dapat dengan mengembalikan bentuknya seperti semula dengan proses press atau pengetokan secara manual.

Pengetokan secara manual harus dilakukan secara cermat dan teliti sehingga velg harus dipanaskan terlebih dahulu supaya mudah dibentuk diluruskan kembali secara bertahap untuk menjadi velg agar tidak pecah.

Penyetelan jari-jari dengan menyamakan tingkat ketegangan dan kelurusan masing-masing jari-jari sehingga perputaran roda atau velg menjadi stabil.

Pemasangan jari-jari pada velg harus diperhatikan dengan seksama panjang jari-jarinya. Pada bagian dalam panjang jari-jarinya lebih pendek dibandingkan dengan panjang jari-jarinya pada bagian luar.

Jumlah kesemua jari-jarinya ada 36 batang. 36 batang tersebut harus terpasang sempurna sesuai dengan perbedaan ukuran pada jari-jari tersebut.

Langkah terakhir adalah penyetelan velg sesuai dengan standarnya. Jari-jari tersebut diatur secara menyilang sehingga dapat menjaga velg tidak mudah bengkok, jari-jarinya tersusun rapi dan berstruktur kuat sehingga menjadi aman dan nyaman dikendarai.

Untuk artikel-artikel lainya terkait teknik otomotif, klik di sini.

KONTRIBUTOR: Rizki Maulizar (rizkimaulizar23@gmail.com)

By Caesar Wiratama

aeroengineering_services merupakan jasa layanan dibawah CV MARKOM dengan berbagai jenis solusi, mulai dari drafting CAD, pembuatan animasi, simulasi aliran dengan CFD dan simulasi struktur dengan FEA.

Sumber:
Wahyuni, Siti. 2014. Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor Untuk SMK/MAK Kelas XII.

Surakarta: Putra Nugraha

https://www.google.com/amp/s/m.otosia.com/amp/berita/biar-tak-awam-jenis-velg- sepeda-motor-pabrikan.html (Diakses pada 29 Januari 2021)

Transmisi sepeda motor

Suspensi sepeda motor

Suspensi sepeda motor merupakan bagian dari chasis yang dipasangkan diantara bagian bodi atau rangka sepeda motor dengan roda-roda yang berfungsi untuk meredam kejutan atau getaran-getaran akibat beban dinamis dan beban statis yang berupa kondisi atau lonjakan jalan dan berat serta beban kendaraan yang menjadi tumpuan.

Sumber: https://m.medcom.id

Suspensi sepeda motor bekerja untuk meredam getaran-getaran atau kejutan- kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan jalan, suspensi sepeda motor ini juga berfungsi untuk menopang atau menahan beban kendaraan dan pengendara.

Suspensi dibuat dengan konstruksi dan material yang fleksibel sehingga mampu menyesuaikan dengan pembebanan yang ditumpu sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan stabilitas selama berkendara.

Suspensi bekerja secara fleksibel dengan menangkap getaran atau kejutan yang berasal dari roda akibat atau kondisi permukaan jalan kemudian suspensi melakukan gerakan mengayun untuk mengembalikan kembali getaran tersebut ke roda sehingga tidak menimbulkan getaran atau kejutan pada body atau rangka sepeda motor.

Pada dasarnya sistem suspensi merupakan penggabungan antara pegas dan peredam kejut, hal tersebut berfungsi untuk menstabilkan kembali dengan meredam atau menyerap gerakan ayunan berlebihan pada pegas yang ditimbulkan oleh getaran- getaran permukaan jalan.

Gangguan atau kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada suspensi sepeda motor adalah ketidakstabilan suspensi dalam meredam dan menahan guncangan dan pembebanan akibat suspensi depan atau belakang yang melemah artinya gerakan suspensi untuk menstabilkan terlalu lambat dan adapula suspensi depan atau belakang yang terlalu kaku dan keras sehingga penstabilan menjadi tidak normal sehingga dapat menimbulkan suara atau getaran yang tidak normal pada suspensi.

Suspensi yang melemah baik pada suspensi depan maupun belakang disebabkan oleh pemasangan per atau pegas yang melemah dan pemakaian minyak yang melumasi dan meredam kejutan tidak sesuai dengan kriteria dan standar pemakaiannya sehingga dapat disebabkan pula oleh penggunaan minyak yang berlebihan.

Sedangkan suspensi yang terlalu keras juga disebabkan oleh penggunaan minyak yang tidak tepat untuk meredam kejutan dan berkurangnya minyak yang digunakan akibat kebocoran sehingga kinerja suspensi tidak stabil menjadi keras dan kaku.

Munculnya suara atau getaran yang tidak normal pada suspensi disebabkan oleh kerusakan pada salah satu komponen sistem suspensi baik pada bagian tabung suspensi maupun seal yang terdapat pada pegas untuk menahan atau meredam getaran.

Langkah perbaikan dan perawatan sistem suspensi dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, periksa setiap detail komponen suspensi apakah mengalami kebocoran atau kerusakan. Jika terjadi kebocoran maka segera lakukan pembongkaran dan ganti oil seal yang telah aus.

Bersihkan minyak pada kedua pipa garpu dan ganti dengan minyak yang baru sesuai spesifikasi yang digunakan. Gunakan dial indicator untuk memeriksa kebengkokan pada pada kedua poros roda depan, roda belakang dan dudukan poros garpu belakang.

Lakukan pembongkaran dan perbaikan sesuai spesifikasi petunjuk servis suspensi yang dilakukan sesuai prosedur. Jangan lakukan pembongkaran dengan cara dipukul dan jangan pula mencuci komponen yang terbuat dari karet atau seal. Lakukan penggantian oli untuk melumasi bagian komponen suspensi sesuai standar pembongkaran dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai untuk pembongkaran dan perbaikan suspensi.

Setiap komponen pada suspensi yang mengalami kerusakan, keausan dan pembengkokan maka harus dilakukan perbaikan yang sesuai standar servis atau perawatan berkala untuk suspensi.

Untuk artikel-artikel lainya terkait teknik otomotif, klik di sini.

KONTRIBUTOR: Rizki Maulizar (rizkimaulizar23@gmail.com)

By Caesar Wiratama

aeroengineering_services merupakan jasa layanan dibawah CV MARKOM dengan berbagai jenis solusi, mulai dari drafting CAD, pembuatan animasi, simulasi aliran dengan CFD dan simulasi struktur dengan FEA.

Sumber:
Wahyuni, Siti. 2014. Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor Untuk SMK/MAK Kelas XII.

Surakarta: Putra Nugraha
Wahyuni, Siti. 2014. Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor Untuk SMK/MAK Kelas XI.

Surakarta: Putra Nugraha

https://m.medcom.id/amp/zNPdjRgN-ini-musuh-bersama-rantai-dan-suspensi-sepeda-motor (Diakses pada 29 Januari 2021)

Sistem pengapian sepeda motor

Sistem pengapian merupakan salah satu komponen yang sangat penting yang menjadi sumber utama untuk menghasilkan energi pembakaran yang kemudian diubah menjadi energi mekanik untuk menggerakkan sepeda motor.

Sumber: https://youtu.be/LJ-D7TdUT7U

Sistem pengapian bekerja untuk mengontrol percikan bunga api pada busi. Percikan bunga api ini harus dilakukan pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara dalam silinder. Energi pembakaran yang dihasilkan inilah yang kemudian dikonversikan menjadi penggerak akhir.

Seiring berkembangnya teknologi sistem pengapian sekarang ini menggunakan sistem pengapian secara elektronik sehingga sistem pengapian konvensional atau platina yang dulu digunakan sekarang ini hampir tidak digunakan lagi disebabkan sistem pengapian elektronik memiliki karakteristik dan kinerja yang lebih stabil dan otomatis dibandingkan sistem pengapian konvensional atau platina.

Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian dengan menggunakan magnet dan baterai dimana menggunakan platina sebagai pengatur pengapian.

Sistem pengapian elektronik atau dikenal dengan CDI (Capasitor Discharge Ignition) adalah sistem pengapian yang bekerja dengan memanfaatkan SCR (Silicon Controlled Rectifier) berupa sinyal-sinyal listrik dengan mengisi atau mengosongkan muatan kapasitor yang dioperasikan melalui sakelar elektronik.

Pemeriksaan gangguan pada sistem pengapian dapat dilakukan dengan memeriksa kumparan pengapian yang terdiri dari kumparan primer dan kumpuran sekunder. Kalibrasi multitester terlebih dahulu sebelum digunakan untuk memeriksa gulungan kumparan pada coil. Hal itu dilakukan agar diperoleh data akurat dari hasil pemeriksaan dan pengukuran.

Langkah selanjutnya periksa kabel tegangan tinggi busi dari retak dan kebocoran, hal tersebut dilakukan agar kabel tegangan dapat mengalirkan arus listrik dengan tegangan tinggi dari dalam kumparan pengapian menuju busi sehingga busi dapat bekerja memercikan bunga api pada waktu dan kompresi yang tepat untuk melakukan proses pembakaran.

Busi juga dapat menimbulkan gangguan berupa keausan pada elektroda sehingga pula dilakukan pengecekan keausan elektroda dan penyetelan busi yang tepat. Jika elektroda busi mengalami keausan maka perlu diganti dengan busi yang baru.

Gangguan dan gejala kerusakan yang sering terjadi pada sistem pengapian sepeda motor diantaranya mesin susah dihidupkan yang disebabkan oleh busi yang kotor, kumparan pengapian rusak, ada kabel-kabel atau unit pengapian yang rusak dan arus kumpuran generator lemah sehingga dapat diperbaiki dengan cara membersihkan busi dan setel kembali celah busi tersebut, lalu ganti kumparan pengapian jika rusak, gulung ulang kumparan coil jika kumparan generator lemah.

Selain mesin susah hidup, kerusakan pada unit sistem pengapian dapat juga menyebabkan putaran mesin tidak stasioner atau tersendat-sendat. Hal itu disebabkan oleh kerusakan pada CDI, coil pulser dan jaringan kabel, serta celah elektroda busi yang tidak bersih dan tidak sesuai spesifikasi. Lakukan perbaikan dengan membersihkan dan menyetel celah elektroda busi serta mengganti komponen yang rusak yaitu CDI, coil pulser dan jaringan kabel.

Busi berfungsi memercikan bunga api, namun apabila pada saat mesin dihidupkan tidak ada percikan bunga api pada busi maka segera lakukan pengecekan karena kerusakan tersebut disebabkan oleh coil pengapian rusak, busi harus diganti

karena sudah tidak dapat digunakan lagi, jaringan kabel rusak, kumparan generator putus dan kunci kontak mengalami korsleting.

Maka lakukan perbaikan dengan mengganti busi yang mati, ganti coil pengapian yang rusak dan perbaiki atau ganti kumparan pada konektor, sambungan konektor pada kabel atau kumparan generator yang rusak.

Untuk artikel-artikel lainya terkait teknik otomotif, klik di sini.

KONTRIBUTOR: Rizki Maulizar (rizkimaulizar23@gmail.com)

By Caesar Wiratama

aeroengineering_services merupakan jasa layanan dibawah CV MARKOM dengan berbagai jenis solusi, mulai dari drafting CAD, pembuatan animasi, simulasi aliran dengan CFD dan simulasi struktur dengan FEA.

Sumber:

Wahyuni, Siti. 2014. Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor Untuk SMK/MAK Kelas XII. Surakarta: Putra Nugraha

Sistem pengapian CDI https://youtu.be/LJ-D7TdUT7U (Diakses pada 30 Januari 2021)