Sistem pengapian merupakan salah satu komponen yang sangat penting yang menjadi sumber utama untuk menghasilkan energi pembakaran yang kemudian diubah menjadi energi mekanik untuk menggerakkan sepeda motor.
Sumber: https://youtu.be/LJ-D7TdUT7U
Sistem pengapian bekerja untuk mengontrol percikan bunga api pada busi. Percikan bunga api ini harus dilakukan pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara dalam silinder. Energi pembakaran yang dihasilkan inilah yang kemudian dikonversikan menjadi penggerak akhir.
Seiring berkembangnya teknologi sistem pengapian sekarang ini menggunakan sistem pengapian secara elektronik sehingga sistem pengapian konvensional atau platina yang dulu digunakan sekarang ini hampir tidak digunakan lagi disebabkan sistem pengapian elektronik memiliki karakteristik dan kinerja yang lebih stabil dan otomatis dibandingkan sistem pengapian konvensional atau platina.
Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian dengan menggunakan magnet dan baterai dimana menggunakan platina sebagai pengatur pengapian.
Sistem pengapian elektronik atau dikenal dengan CDI (Capasitor Discharge Ignition) adalah sistem pengapian yang bekerja dengan memanfaatkan SCR (Silicon Controlled Rectifier) berupa sinyal-sinyal listrik dengan mengisi atau mengosongkan muatan kapasitor yang dioperasikan melalui sakelar elektronik.
Pemeriksaan gangguan pada sistem pengapian dapat dilakukan dengan memeriksa kumparan pengapian yang terdiri dari kumparan primer dan kumpuran sekunder. Kalibrasi multitester terlebih dahulu sebelum digunakan untuk memeriksa gulungan kumparan pada coil. Hal itu dilakukan agar diperoleh data akurat dari hasil pemeriksaan dan pengukuran.
Langkah selanjutnya periksa kabel tegangan tinggi busi dari retak dan kebocoran, hal tersebut dilakukan agar kabel tegangan dapat mengalirkan arus listrik dengan tegangan tinggi dari dalam kumparan pengapian menuju busi sehingga busi dapat bekerja memercikan bunga api pada waktu dan kompresi yang tepat untuk melakukan proses pembakaran.
Busi juga dapat menimbulkan gangguan berupa keausan pada elektroda sehingga pula dilakukan pengecekan keausan elektroda dan penyetelan busi yang tepat. Jika elektroda busi mengalami keausan maka perlu diganti dengan busi yang baru.
Gangguan dan gejala kerusakan yang sering terjadi pada sistem pengapian sepeda motor diantaranya mesin susah dihidupkan yang disebabkan oleh busi yang kotor, kumparan pengapian rusak, ada kabel-kabel atau unit pengapian yang rusak dan arus kumpuran generator lemah sehingga dapat diperbaiki dengan cara membersihkan busi dan setel kembali celah busi tersebut, lalu ganti kumparan pengapian jika rusak, gulung ulang kumparan coil jika kumparan generator lemah.
Selain mesin susah hidup, kerusakan pada unit sistem pengapian dapat juga menyebabkan putaran mesin tidak stasioner atau tersendat-sendat. Hal itu disebabkan oleh kerusakan pada CDI, coil pulser dan jaringan kabel, serta celah elektroda busi yang tidak bersih dan tidak sesuai spesifikasi. Lakukan perbaikan dengan membersihkan dan menyetel celah elektroda busi serta mengganti komponen yang rusak yaitu CDI, coil pulser dan jaringan kabel.
Busi berfungsi memercikan bunga api, namun apabila pada saat mesin dihidupkan tidak ada percikan bunga api pada busi maka segera lakukan pengecekan karena kerusakan tersebut disebabkan oleh coil pengapian rusak, busi harus diganti
karena sudah tidak dapat digunakan lagi, jaringan kabel rusak, kumparan generator putus dan kunci kontak mengalami korsleting.
Maka lakukan perbaikan dengan mengganti busi yang mati, ganti coil pengapian yang rusak dan perbaiki atau ganti kumparan pada konektor, sambungan konektor pada kabel atau kumparan generator yang rusak.
Untuk artikel-artikel lainya terkait teknik otomotif, klik di sini.
KONTRIBUTOR: Rizki Maulizar (rizkimaulizar23@gmail.com)
Sumber:
Wahyuni, Siti. 2014. Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor Untuk SMK/MAK Kelas XII. Surakarta: Putra Nugraha
Sistem pengapian CDI https://youtu.be/LJ-D7TdUT7U (Diakses pada 30 Januari 2021)