Navigation Buttons

3D Food Printing: Revolusi Teknologi yang Mengubah Masa Depan Kuliner dan Nutrisi

3D food printing adalah inovasi teknologi yang memungkinkan pembuatan makanan melalui printer tiga dimensi. Dengan menggunakan bahan pangan seperti pasta, cokelat, atau bahkan bahan alternatif berbasis tumbuhan, teknologi ini menawarkan presisi tinggi dalam membentuk desain unik dan mengoptimalkan nutrisi. Di tengah perkembangan industri 4.0, 3D food printing menjadi solusi kreatif untuk kebutuhan kuliner modern, mulai dari restoran hingga sektor kesehatan.

Bagaimana Cara Kerja 3D Food Printing?

Printer makanan 3D bekerja dengan mengikuti desain digital yang diunggah ke perangkat. Bahan makanan diproses menjadi bentuk pasta atau bubuk, kemudian dipanaskan atau didinginkan sesuai kebutuhan. Nozzle pada printer akan menyusun lapisan demi lapisan hingga membentuk objek tiga dimensi. Teknologi ini memanfaatkan sensor dan AI untuk memastikan akurasi tekstur dan ukuran, membuatnya ideal untuk kreasi rumit seperti dekorasi kue atau makanan berbentuk khusus.

Material yang Biasa Dipakai dalam 3D Food Printing

3D food printing menggunakan berbagai jenis bahan makanan yang dapat diproses menjadi bentuk pasta, bubuk, atau cairan. Berikut adalah beberapa material yang umum digunakan:

  1. Cokelat
    Cokelat adalah salah satu bahan paling populer dalam 3D food printing karena mudah meleleh dan mengeras kembali. Printer mencetak cokelat cair dalam bentuk yang presisi, membuatnya ideal untuk dekorasi kue atau cokelat berbentuk unik.
  2. Pasta dan Adonan
    Adonan seperti pasta, pizza, atau kue dapat dicetak dengan printer 3D. Bahan ini biasanya diproses menjadi tekstur yang halus agar mudah dikeluarkan melalui nozzle.
  3. Puree Sayur dan Buah
    Puree dari bahan seperti kentang, wortel, atau buah-buahan sering digunakan untuk membuat makanan sehat dan ramah anak. Teksturnya yang lembut cocok untuk pasien disfagia atau makanan bayi.
  4. Daging dan Protein Alternatif
    Daging cincang atau bahan protein alternatif seperti jamur, alga, atau serangga dapat dicetak menjadi bentuk burger, nugget, atau produk daging lainnya.
  5. Keju
    Keju leleh sering digunakan untuk mencetak makanan seperti keripik keju atau topping pizza.
  6. Gula dan Fondant
    Gula dan fondant digunakan untuk membuat dekorasi kue yang rumit dan detail.
  7. Bahan Alternatif Berkelanjutan
    Bahan seperti tepung dari limbah pertanian, serangga, atau alga semakin populer sebagai solusi ramah lingkungan.
  8. Bahan Berbasis Sel (Cultured Meat)
    Daging hasil kultur sel juga mulai diuji dalam 3D food printing, menawarkan alternatif berkelanjutan untuk daging konvensional.

Contoh Nyata Pengaplikasian 3D Food Printing di Dunia Nyata

Restoran dan Industri Kuliner

  • Food Ink (London dan Amsterdam)
    Food Ink adalah restoran pertama di dunia yang sepenuhnya menggunakan 3D food printing untuk menyajikan hidangan. Mulai dari kursi, meja, hingga makanan, semuanya dicetak dengan printer 3D. Menu mereka mencakup pizza, pasta, dan makanan penutup yang dicetak dengan presisi tinggi.
  • byFlow (Belanda)
    Perusahaan Belanda ini mengembangkan printer 3D makanan portabel bernama Focus 3D Printer. Restoran dan koki profesional menggunakan printer ini untuk membuat dekorasi kue, cokelat, dan hidangan kreatif lainnya.

Sektor Kesehatan

  • Makanan untuk Pasien Disfagia (Jepang)
    Di Jepang, perusahaan seperti Open Meals menggunakan 3D food printing untuk membuat makanan yang mudah dikunyah dan ditelan bagi pasien disfagia. Makanan dicetak dalam bentuk yang menarik namun tetap lembut, seperti ikan atau sayuran yang menyerupai bentuk aslinya.
  • Biozoon (Jerman)
    Perusahaan Jerman ini mengembangkan makanan lunak bernama Smoothfood menggunakan 3D food printing. Makanan ini dirancang khusus untuk pasien lanjut usia atau mereka yang mengalami kesulitan menelan.

Industri Makanan Alternatif

  • Redefine Meat (Israel)
    Perusahaan ini menggunakan 3D food printing untuk membuat daging nabati yang meniru tekstur dan rasa daging asli. Produk mereka, seperti steak dan burger, sudah dijual di restoran di Eropa dan Israel.
  • NovaMeat (Spanyol)
    NovaMeat mengembangkan daging nabati berbasis kacang polong dan rumput laut menggunakan 3D food printing. Teknologi ini memungkinkan pembuatan serat daging yang mirip dengan daging sapi atau ayam.

Misi Luar Angkasa

  • NASA
    NASA mengeksplorasi 3D food printing untuk misi luar angkasa jangka panjang. Teknologi ini memungkinkan astronot mencetak makanan segar selama perjalanan, mengurangi ketergantungan pada makanan kemasan.
  • BeeHex (AS)
    Perusahaan ini awalnya bekerja sama dengan NASA untuk mengembangkan printer makanan 3D bagi astronot. Sekarang, mereka fokus pada pembuatan pizza 3D untuk konsumen umum.

Pendidikan dan Inovasi

  • Natural Machines (Spanyol)
    Perusahaan ini menciptakan Foodini, printer 3D makanan yang dirancang untuk rumah tangga dan industri. Foodini dapat mencetak berbagai makanan, mulai dari nugget hingga kue kering.
  • University of Columbia (AS)
    Peneliti di Columbia University mengembangkan printer 3D yang dapat mencetak makanan dengan tujuh bahan sekaligus, memungkinkan pembuatan hidangan kompleks dengan nutrisi yang disesuaikan.

Acara dan Pameran

  • 3D Printed Vegan Salmon (Austria)
    Pada tahun 2022, perusahaan Austria Revo Foods meluncurkan salmon vegan yang dicetak dengan 3D food printing. Produk ini dirancang untuk meniru tekstur dan rasa ikan asli, menawarkan alternatif berkelanjutan bagi pecinta seafood.
  • Barilla Pasta 3D (Italia)
    Perusahaan pasta terkenal Barilla pernah menguji coba printer 3D untuk membuat pasta dengan bentuk unik yang tidak mungkin diproduksi secara tradisional.

Masa Depan 3D Food Printing: Integrasi AI dan Bahan Revolusioner

Di masa depan, kombinasi AI dan IoT akan memungkinkan printer “belajar” dari preferensi pengguna. Bahan makanan berbasis sel (cultured meat) atau protein mikroba juga akan semakin umum. Bahkan NASA mengeksplorasi teknologi ini untuk misi luar angkasa, di mana astronot bisa mencetak makanan segar selama perjalanan tahunan.

KONTRIBUTOR: Daris Arsyada

Sumber:

https://fhafnb.com/blog/3d-printed-food/ (diakses pada tanggal 10 Februari 2025)

Hussain, S., Malakar, S., & Arora, V. K. (2021). Extrusion-Based 3D Food Printing: Technological Approaches, Material Characteristics, Printing Stability, and Post-processing. Food Engineering Reviews. doi:10.1007/s12393-021-09293-w

https://www.bbc.co.uk/food/articles/3d_printed_food (diakses pada tanggal 10 Februari 2025)

https://3dprint.com/151348/barilla-pasta-3d-printer/ (diakses pada tanggal 10 Februari 2025)