Bahan Kimia dari Parafin Hidrokarbon
1. Pembukaan
Parafin hidrokarbon, atau alkana, adalah senyawa organik jenuh yang hanya mengandung ikatan tunggal karbon-karbon (C–C) dan karbon-hidrogen (C–H). Senyawa ini merupakan komponen utama gas alam dan minyak bumi. Parafin berfungsi sebagai bahan baku penting dalam industri petrokimia, karena dapat diolah menjadi berbagai bahan kimia dasar (basic chemicals) seperti olefin, alkohol, aldehida, asam karboksilat, serta bahan bakar sintetis.
Transformasi parafin biasanya melibatkan proses dehidrogenasi, oksidasi, reforming, cracking, maupun chlorination. Dari hasil konversi ini, diperoleh produk antara yang kemudian menjadi feedstock untuk industri plastik, serat sintetis, pelarut, maupun bahan kimia spesialis.
2. Metana
Metana (CH4) adalah parafin paling sederhana dan komponen utama gas alam. Produk turunannya sangat luas, antara lain:
-
Synthesis gas (CO + H2): diperoleh dari reforming dengan uap (steam reforming), digunakan untuk produksi metanol dan amonia.
-
Metanol (CH3OH): bahan baku formaldehida, asam asetat, dan MTBE.
-
Amonia (NH3): dari proses Haber-Bosch menggunakan H2 hasil reforming metana, digunakan untuk pupuk.
-
Hydrogen (H2): untuk hydrotreating, hydrocracking, dan fuel cells.
-
Karbon hitam (carbon black): dari pembakaran parsial, digunakan pada ban dan produk karet.
3. Etana
Etana (C2H6) biasanya dipisahkan dari gas alam cair (NGL – Natural Gas Liquids) dan menjadi bahan baku utama untuk produksi olefin:
-
Etilena (C2H4): melalui cracking termal. Digunakan untuk polietilena, etilen oksida, etilen glikol, dan stirena.
-
Etilen oksida (C2H4O): bahan baku etilen glikol (antifreeze, polyester).
-
Vinil klorida (C2H3Cl): dari etilen, bahan baku PVC.
4. Propana
Propana (C3H8) dapat ditemukan dalam LPG (Liquefied Petroleum Gas). Beberapa produk penting dari propana:
-
Propilena (C3H6): dari dehidrogenasi propana (PDH – Propane Dehydrogenation), digunakan untuk polipropilena, akrilonitril, propilen oksida.
-
Isopropanol (C3H7OH): dari hidrasi propilena, pelarut industri.
-
Akrilonitril (C3H3N): dari ammoxidation propilena, bahan baku serat akrilik.
-
Cumene (C6H5C3H7): dari propilena + benzena, bahan baku fenol dan aseton.
5. Isomer Butana
Butana (C4H10) memiliki dua isomer utama: n-butana dan isobutana. Keduanya memiliki peran berbeda dalam petrokimia:
-
n-Butana:
-
Cracking menghasilkan 1-butena dan butadiena (C4H6), bahan baku karet sintetis.
-
Oksidasi parsial menghasilkan maleic anhydride, digunakan untuk resin tak jenuh.
-
-
Isobutana:
-
Digunakan dalam alkylation dengan olefin ringan untuk memproduksi bensin beroktan tinggi.
-
Isomerisasi dan dehidrogenasi menghasilkan isobutilena (C4H8), bahan baku MTBE dan polimer butyl rubber.
-
6. Liquid Petroleum Fractions dan Residu
Selain gas ringan, fraksi cair dari minyak bumi (naphtha, kerosene, gas oil) dan residu juga berperan penting:
-
Naphtha: feedstock utama steam cracking untuk menghasilkan etilen, propilen, butadiena, dan aromatik (benzena, toluena, xilena).
-
Kerosene dan gas oil: dapat diolah melalui catalytic cracking dan hydrocracking menghasilkan olefin, aromatik, serta diesel berkualitas tinggi.
-
Residu berat dan aspal: melalui proses visbreaking, coking, atau gasifikasi, dapat diubah menjadi syngas, hidrogen, atau bahan bakar cair sintetis.
Beberapa Solulsi Industri Petrokimia PT Tensor
Fluida
Struktur
Gambar
Proses








