Reheater Coal-Fired Boiler
Dalam sistem coal-fired boiler, salah satu komponen penting yang berperan dalam meningkatkan efisiensi termal adalah reheater. Komponen ini bekerja dengan memanaskan kembali uap yang telah digunakan sebagian di turbin bertekanan tinggi sebelum dialirkan ke turbin bertekanan menengah atau rendah. Dengan adanya proses pemanasan ulang ini, boiler mampu menjaga kualitas uap agar tetap kering, meningkatkan efisiensi siklus Rankine, serta mengurangi risiko kerusakan pada peralatan turbin akibat erosi dan korosi.
Fungsi Utama Reheater
Reheater memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:
-
Meningkatkan efisiensi termal – Dengan memanaskan ulang uap, energi yang dihasilkan dari turbin bertambah tanpa harus meningkatkan jumlah bahan bakar secara signifikan.
-
Menjaga kualitas uap – Uap jenuh yang melewati turbin berpotensi berubah menjadi campuran uap-air, yang dapat merusak bilah turbin. Reheater memastikan uap kembali menjadi uap kering superheated.
-
Mengurangi kerugian energi – Tanpa reheater, sebagian energi dari uap akan hilang karena perubahan fase. Dengan reheating, kehilangan energi dapat diminimalisir.
-
Memperpanjang umur peralatan – Uap kering mengurangi risiko erosi dan korosi, sehingga turbin lebih awet.
skema cara kerja boiler secara umum
Ilustrasi 3D Reheater (warna biru)
Prinsip Kerja Reheater
Secara umum, alur kerja reheater adalah sebagai berikut:
-
Uap bertekanan tinggi keluar dari High Pressure Turbine (HPT).
-
Uap kemudian dialirkan ke reheater tubes yang berada di jalur gas panas hasil pembakaran batubara.
-
Gas panas ini memanaskan kembali uap hingga mencapai kondisi superheated.
-
Uap superheated dialirkan kembali ke turbin bertekanan menengah (Intermediate Pressure Turbine) dan rendah (Low Pressure Turbine).
Dengan sistem ini, efisiensi siklus pembangkit listrik dapat meningkat beberapa persen, yang pada skala pembangkit besar berarti penghematan energi dan bahan bakar yang signifikan.
Jenis Reheater
Ada dua tipe utama reheater yang digunakan pada coal-fired boiler:
-
Radiant Reheater – Dipanaskan langsung oleh radiasi panas dari nyala api di ruang bakar.
-
Convective Reheater – Dipanaskan oleh aliran gas buang panas di bagian flue gas pass.
Kombinasi kedua jenis ini sering digunakan untuk mencapai performa optimal.
Tantangan dan Perawatan
Meskipun memiliki banyak manfaat, reheater juga menghadapi beberapa tantangan teknis, seperti:
-
Overheating yang dapat menyebabkan kegagalan material pada pipa.
-
Fouling dan slagging akibat endapan abu batubara yang menurunkan efisiensi perpindahan panas.
-
Kelelahan material karena kondisi operasi yang ekstrem.
Oleh karena itu, monitoring suhu, inspeksi rutin, serta penerapan teknologi CFD (Computational Fluid Dynamics) untuk analisis distribusi aliran gas dan panas sangat penting dalam menjaga kinerja reheater.
Reheater merupakan komponen vital pada coal-fired boiler yang berfungsi meningkatkan efisiensi siklus, menjaga kualitas uap, serta memperpanjang umur turbin. Dengan desain dan perawatan yang tepat, peran reheater dapat memberikan kontribusi besar dalam efisiensi dan keandalan sistem pembangkit listrik tenaga batubara.
Solusi Pembangkitan Energi PT Tensor
Fluida
Struktur
Gambar