Head pada Sistem Pompa: Pengertian, Rumus, dan Cara Perhitungan Lengkap
Dalam dunia teknik, pemahaman yang mendalam tentang head pompa merupakan hal yang krusial untuk merancang dan memilih sistem pompa yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan. Head pompa, sering disalahartikan sebagai tinggi fisik semata, sebenarnya merupakan representasi dari total energi yang harus disediakan pompa untuk mengalirkan fluida dalam suatu sistem. Artikel ini akan membahas secara komprehensif pengertian, komponen, rumus, serta panduan langkah demi langkah untuk menghitung head pompa.
Apa Itu Head Pompa dan Mengapa Penting?
Secara sederhana, head pompa adalah tinggi maksimum yang dapat dicapai oleh fluida yang dipompa, yang diukur dalam satuan meter (m) atau kaki (ft). Konsep ini penting karena berbanding terbalik dengan laju aliran; head yang tinggi biasanya berarti laju aliran yang lebih rendah, dan sebaliknya. Memilih head yang tepat sangat kritis. Head yang tidak mencukupi akan membuat air tidak dapat dipompa sampai tujuan, sementara head yang berlebihan akan membuang-buang energi dan berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem, seperti panas berlebih pada motor.
Dari Hukum Bernoulli ke Rumus Head Pompa
Memahami head pompa secara mendalam memerlukan pemahaman tentang prinsip dasar fisika fluida, khususnya Hukum Bernoulli. Mari kita telusuri penjabaran rumus dari dasar hingga aplikasinya dalam perhitungan head pompa.
Prinsip Dasar Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli pada dasarnya adalah pernyataan kekekalan energi dalam aliran fluida. Untuk sistem yang ideal (tanpa gesekan, tak termampatkan, dan aliran tunak), persamaan Bernoulli dinyatakan sebagai:
P/ρg + v²/2g + z = konstan
Di mana:
-
P/ρg = Head tekanan (pressure head) – energi akibat tekanan
-
v²/2g = Head kecepatan (velocity head) – energi akibat gerak fluida
-
z = Head elevasi (elevation head) – energi akibat posisi
Penjabaran ke Rumus Head Pompa
Ketika kita menerapkan Hukum Bernoulli pada sistem pompa yang nyata (dengan memperhitungkan kerugian energi dan penambahan energi dari pompa), persamaannya menjadi:
P₁/ρg + v₁²/2g + z₁ + H = P₂/ρg + v₂²/2g + z₂ + HL
Dimana:
-
H = Head pompa (energi yang ditambahkan oleh pompa)
-
HL = Head loss/kerugian (energi yang hilang akibat gesekan)
Dengan rearranging persamaan di atas, kita mendapatkan rumus head pompa:
H = (P₂ – P₁)/ρg + (v₂² – v₁²)/2g + (z₂ – z₁) + HL
Identifikasi Komponen Head
Dari penjabaran di atas, kita dapat mengidentifikasi empat komponen utama head pompa:
1. Head Statis (Hs) = z₂ – z₁
-
Merupakan perbedaan ketinggian antara titik discharge dan suction
-
Komponen paling dasar yang harus diatasi pompa
2. Head Tekanan (Hp) = (P₂ – P₁)/ρg
-
Energi untuk mengatasi perbedaan tekanan sistem
-
Jika P₁ negatif (vakum), maka Hp menjadi lebih besar
3. Head Kecepatan (Hv) = (v₂² – v₁²)/2g
-
Energi untuk mengubah kecepatan fluida
-
Sering diabaikan jika diameter pipa suction dan discharge sama
4. Head Kerugian (HL)
-
Energi yang hilang akibat gesekan dengan pipa dan fitting
Penjabaran Detail Setiap Komponen
Head Statis (Hs)
Head statis murni berkaitan dengan perbedaan elevasi:
Hs = z₂ – z₁
Contoh: Jika permukaan air suction berada di ketinggian 10 m dan titik discharge di ketinggian 25 m, maka:
Hs = 25 – 10 = 15 m
Head Tekanan (Hp)
Head tekanan dihitung dari perbedaan tekanan antara suction dan discharge:
Hp = (P₂ – P₁)/(ρ × g)
Dimana:
-
P₁, P₂ dalam Pascal (Pa) atau N/m²
-
ρ (massa jenis) untuk air ≈ 1000 kg/m³
-
g (gravitasi) = 9,81 m/s²
Contoh:
P₁ = -20.000 Pa (vakum), P₂ = 150.000 Pa
Hp = [150.000 – (-20.000)] / (1000 × 9,81) = 170.000 / 9.810 ≈ 17,33 m
Head Kecepatan (Hv)
Head kecepatan berkaitan dengan perubahan energi kinetik:
Hv = (v₂² – v₁²)/(2 × g)
Kecepatan fluida sendiri dihitung dari:
v = Q/A
Dimana Q = debit (m³/s), A = luas penampang pipa (m²)
Contoh:
v₁ = 1,5 m/s, v₂ = 2,8 m/s
Hv = (2,8² – 1,5²)/(2 × 9,81) = (7,84 – 2,25)/19,62 ≈ 0,285 m
Head Kerugian (HL)
Head kerugian merupakan penjumlahan dari:
-
Kerugian mayor (gesekan dengan dinding pipa)
-
Kerugian minor (melalui fitting, katup, elbow)
Perhitungan tepat HL membutuhkan metode seperti Darcy-Weisbach atau Hazen-Williams, namun untuk estimasi cepat dapat menggunakan nilai ekivalen:
-
Setiap elbow 90° ≈ 0,3-0,6 m
-
Katup gate terbuka penuh ≈ 0,1-0,2 m
-
Katup globe terbuka penuh ≈ 2-4 m
Contoh Perhitungan Lengkap
Mari kita terapkan penjabaran rumus di atas pada contoh nyata:
Data Sistem:
-
Debit air (Q) = 0,015 m³/s
-
Pipa suction: diameter 150 mm, tekanan -0,02 MPa
-
Pipa discharge: diameter 100 mm, tekanan 0,15 MPa
-
Δz = 12 m
-
Head kerugian total = 3,2 m
-
ρ air = 1000 kg/m³
Langkah 1: Hitung Head Statis
Hs = z₂ – z₁ = 12 m
Langkah 2: Hitung Head Tekanan
P₁ = -0,02 × 10⁶ = -20.000 Pa
P₂ = 0,15 × 10⁶ = 150.000 Pa
Hp = (150.000 – (-20.000)) / (1000 × 9,81) = 170.000 / 9.810 ≈ 17,33 m
Langkah 3: Hitung Head Kecepatan
-
Luas penampang suction: A₁ = π × (0,075)² ≈ 0,0177 m²
-
Luas penampang discharge: A₂ = π × (0,05)² ≈ 0,00785 m²
-
v₁ = Q/A₁ = 0,015/0,0177 ≈ 0,847 m/s
-
v₂ = Q/A₂ = 0,015/0,00785 ≈ 1,911 m/s
Hv = (1,911² – 0,847²)/(2 × 9,81) = (3,652 – 0,717)/19,62 ≈ 0,150 m
Langkah 4: Head Kerugian
HL = 3,2 m (diberikan)
Langkah 5: Total Head
H = Hs + Hp + Hv + HL = 12 + 17,33 + 0,150 + 3,2 ≈ 32,68 m
Implementasi dalam Pemilihan Pompa
Dengan total head 32,68 m dan debit 0,015 m³/s (54 m³/jam), kita dapat memilih pompa yang sesuai menggunakan kurva kinerja pompa. Pastikan titik operasi (54 m³/jam @ 32,68 m) berada di area efisiensi optimal pompa.
Pemahaman mendalam tentang penjabaran rumus dari Hukum Bernoulli hingga perhitungan head praktis ini memungkinkan engineer untuk tidak hanya menghitung kebutuhan sistem secara akurat, tetapi juga melakukan troubleshooting ketika sistem tidak beroperasi sesuai harapan.
Sumber:
https://spertasystems.com/id/calculate-head-of-pump/?srsltid=AfmBOooj_85VbBgogffY8XeJkyRiS4pFqXpEGQ09FWID3wAtVY7Uu1T5 (diakses pada tanggal 20 Oktober 2025)
https://kingdapump.com/id/kepala-pompa/ (diakses pada tanggal 20 Oktober 2025)
https://www.marinateknik.com/news.html?id=Cara_hitung_Total_Head_pada_Pompa_Air (diakses pada tanggal 20 Oktober 2025)

