Navigation Buttons

Panduan Merakit PC untuk Simulasi CAE (CFD dan FEA)

Simulasi CAE (Computer-Aided Engineering) seperti CFD (Computational Fluid Dynamics) dan FEA (Finite Element Analysis) membutuhkan kinerja komputasi tinggi. PC dengan spesifikasi tepat akan mempercepat proses simulasi, mengurangi waktu analisis, dan meningkatkan akurasi. Berikut panduan merakit PC yang optimal untuk kebutuhan CAE, lengkap dengan penjelasan fungsi komponennya.

1. Processor (CPU): Otak Komputasi

Fungsi:
CPU bertanggung jawab menjalankan algoritma numerik kompleks dalam simulasi. CAE mengandalkan paralelisasi multi-core karena perhitungan dibagi ke banyak thread sekaligus.

Tips:

  • Prioritaskan CPU dengan core/thread tinggi (minimal 8-core).
  • CFD lebih bergantung pada clock speed untuk single-thread, sedangkan FEA memanfaatkan multi-core.

2. GPU (Kartu Grafis): Akselerasi Visual dan Komputasi

Fungsi:
GPU mempercepat rendering model 3D berkualitas tinggi dan komputasi paralel. Tetapi, ketika Anda hanya memerlukan hasil CFDnya saja tanpa menajamkan gambar, GPU kualitas menengah kebawah sudah cukup.

Catatan:

  • Pastikan software CAE Anda mendukung akselerasi GPU (misal: CUDA, OpenCL).
  • VRAM besar (minimal 16GB) diperlukan untuk handling mesh kompleks

3. RAM: Memori untuk Menyimpan Data Simulasi

Fungsi:
RAM menyimpan data sementara selama simulasi. Semakin besar model mesh, semakin banyak RAM yang dibutuhkan.

Tips:

  • Pilih RAM dengan kecepatan tinggi (≥5200MHz) dan ECC (Error-Correcting Code) untuk menghindari crash selama simulasi panjang.
  • Konfigurasi dual-channel/quad-channel untuk meningkatkan bandwidth.

4. Penyimpanan (Storage): Kecepatan Akses Data

Fungsi:

  • SSD NVMe: Menyimpan OS, software, dan file sementara simulasi untuk kecepatan baca/tulis tinggi.
  • HDD/SSD SATA: Penyimpanan sekunder untuk data hasil simulasi.

Rekomendasi:

  • 1TB SSD NVMe Gen4 (Contoh: Samsung 980 Pro) sebagai drive utama.
  • 4TB HDD atau SSD SATA untuk backup.

Tips:

  • RAID 0 (dua SSD NVMe) bisa menggandakan kecepatan transfer.

5. Motherboard: Tulang Punggung Sistem

Fungsi:
Menghubungkan semua komponen dan menentukan kompatibilitas upgrade.

Syarat:

  • Soket CPU sesuai (sTRX4 untuk AMD, LGA 1700 untuk Intel).
  • Slot PCIe 5.0 x16 untuk GPU dan NVMe.
  • Dukungan RAM ECC jika diperlukan.

6. PSU (Power Supply Unit): Sumber Daya Stabil

Fungsi:
Menyuplai daya efisien ke komponen high-end.

Tips:

  • Hitung total daya komponen + headroom 20%.
  • Pilih PSU modular untuk manajemen kabel rapi.

7. Cooling System: Mengontrol Suhu

Fungsi:
Mencegah thermal throttling pada CPU/GPU selama simulasi berjam-jam.

Catatan:

  • Thermal paste berkualitas tinggi (Contoh: Arctic MX-6) wajib diaplikasikan.

8. Sistem Operasi dan Software

  • Windows 10/11 Pro: Kompatibilitas luas dengan software CAE.
  • Linux (CentOS/Ubuntu): Untuk solver open-source seperti OpenFOAM.
  • Update driver GPU (NVIDIA Studio Driver) dan chipset.

Proses Perakitan

  1. Pasang CPU, RAM, dan pendingin ke motherboard.
  2. Masukkan motherboard ke kasing.
  3. Instal PSU, GPU, dan storage.
  4. Hubungkan kabel daya dan data.
  5. Uji booting dan monitor suhu dengan software (HWMonitor).

Kesimpulan

PC untuk simulasi CAE perlu dioptimalkan untuk multi-core processing, kapasitas RAM besar, dan GPU ber-VRAM tinggi. Investasi di komponen berkualitas akan menghemat waktu dan meningkatkan produktivitas.


KONTRIBUTOR: Daris Arsyada

Sumber:

https://www.engineering.com/the-ultimate-guide-to-buying-an-engineering-computer/ (Diakses pada tanggal 18 Maret 2025)

https://www.f1technical.net/forum/viewtopic.php?t=28562 (diakses pada tanggal 18 Maret 2025)

https://cfdflowengineering.com/cfd-hardaware-guidelines/ (diakses pada tanggal 18 Maret 2025)